Pakar Gempa: Warga Sumbar Harus Waspada
Liputan6.com, Padang: Gempa berkekuatan 7,2 skala Richter yang mengguncang Nanggroe Aceh Darussalam Rabu (7/4) pagi tadi kemungkinan adalah sebuah gempa baru. Kawasan Sumatra bagian utara ini diyakini belum stabil, sehingga warga Sumbar harus selalu waspada.
Menurut pakar gempa dari Universitas Andalas, Badrul Mustapa Kemal, gempa berkekuatan 7,2 SR yang mengguncang Aceh pada pukul 05.15 WIB berkemungkinan
sebagai sebuah gempa baru. "Gempa baru terjadi disebabkan pergerakan patahan Mentawai yang merupakan sesar transform," kata Badrul di Padang, Sumatra Barat.
Semua kemungkinan itu tentu tengah dipelajari Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika. Sebab tercatat titik pusat gempa berada sebelah Tenggara Sinabang, pada 2.33 Lintang Utara - 97.02 Bujur Timur dengan kedalaman 34 kilometer. Sejumlah warga di Medan, Sumatra Utara, Padang, dan Nias mengaku ikut merasakan guncangan gempa itu.
Badrul menambahkan, peristiwa gempa pagi tadi membuktikan bahwa gempa masih sulit diprediksi. "Pada umumnya pakar berpendapat—setelah gempa Aceh dengan kekuatan 9,2 SR pada 26 Desember 2004, kemudian Nias dengan guncangan 8,7 SR pada 28 Maret 2005, yang telah lima bulan berlalu—daerah itu sudah stabil. Ternyata belum," kata dia.
Diperkirakan, ada kemungkinan hal yang sama terjadi lagi di Sumbar. "Warga Sumbar harus selalu waspada," ujar Badrul.(Ant)
Liputan6.com, Padang: Gempa berkekuatan 7,2 skala Richter yang mengguncang Nanggroe Aceh Darussalam Rabu (7/4) pagi tadi kemungkinan adalah sebuah gempa baru. Kawasan Sumatra bagian utara ini diyakini belum stabil, sehingga warga Sumbar harus selalu waspada.
Menurut pakar gempa dari Universitas Andalas, Badrul Mustapa Kemal, gempa berkekuatan 7,2 SR yang mengguncang Aceh pada pukul 05.15 WIB berkemungkinan
sebagai sebuah gempa baru. "Gempa baru terjadi disebabkan pergerakan patahan Mentawai yang merupakan sesar transform," kata Badrul di Padang, Sumatra Barat.
Semua kemungkinan itu tentu tengah dipelajari Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika. Sebab tercatat titik pusat gempa berada sebelah Tenggara Sinabang, pada 2.33 Lintang Utara - 97.02 Bujur Timur dengan kedalaman 34 kilometer. Sejumlah warga di Medan, Sumatra Utara, Padang, dan Nias mengaku ikut merasakan guncangan gempa itu.
Badrul menambahkan, peristiwa gempa pagi tadi membuktikan bahwa gempa masih sulit diprediksi. "Pada umumnya pakar berpendapat—setelah gempa Aceh dengan kekuatan 9,2 SR pada 26 Desember 2004, kemudian Nias dengan guncangan 8,7 SR pada 28 Maret 2005, yang telah lima bulan berlalu—daerah itu sudah stabil. Ternyata belum," kata dia.
Diperkirakan, ada kemungkinan hal yang sama terjadi lagi di Sumbar. "Warga Sumbar harus selalu waspada," ujar Badrul.(Ant)