Warna apakah yang pertama kali muncul dalam alam pikiran anda? Biasanya yang muncul pertama kali, itulah yang paling anda sukai. Karena otak akan selalu mengingat hal-hal positif, sebaliknya berusaha melupakan/ mengabaikan hal-hal negatif.
Misalnya sesorang yang suka warna putih, maka segala sesuatu yang berhubungan dengan warna itu akan mengarahkan otaknya untuk tetap di warna tersebut. Apabila suka warna hitam, maka hitam menjadi sebuah panutan warna bagi dirinya.
Semua warna hakekatnya adalah baik, tergantung bagaimana penggunaannya. Untuk hal positif biasanya putih, karena identik dengan bersih atau suci. sementara hitam lebih cenderung negatif, karena identik dengan kotor atau dosa. Tetapi itu semua relatif. karena kedua warna tersebut hakikatnya bersifat netral.
Yang paling berbahaya adalah apabila tidak bisa menentukan pilihan apakah putih atau hitam. Karena yang seperti ini akan terjerumus kepada pilihan yang tidak pasti apakah putih atau hitam, sehingga cenderung Abu-abu, karena warna abu-abu berada antara putih dan hitam. Seolah-olah putih, eh... ternyata bukan karena ada campuran hitamnya.
Bicara masalah warna abu-abu, saya jadi berpikir tentang kata dasarnya yaitu abu. Abu adalah hasil akhir dari pembakaran.Setiap pembakaran tentulah memerlukan api atau panas yang biasa disimbolkan dengan warna merah, karena merah menandakan tingkat pembakaran yang sangat tinggi.
Meskipun ada pembakaran yang menghasilkan api berwarna kuning
atau juga bisa warna biru seperti api kompor gas yang sekarang sering bermasalah.
Sisa dari api merah tadi akan menghasilkan warna hitam yaitu arang.
Kemudian arang tersebut melebur menjadi sebuah bentuk akhir yaitu abu.
yang juga menciptakan warna baru juga yaitu abu-abu, dimana abu-abu bukanlah putih atau hitam melainkan antara hitam dan putih. Warna abu-abu tidak konsisten karena samar. Seolah-olah putih ternyata tidak, karena apabila kita pegang akan menimbulkan warna hitam di tangan. Dikatakan hitam juga tidak karena secara pandangan mata bukan hitam.
Apabila hal ini kita bawakan ke dalam kehidupan sehari-hari, warna-warna hidup merupakan simbol bagaimana hidup itu dijalani oleh manusia.
Lazimnya warna putih sering digunakan untuk simbol kesucian.
Meskipun sebenarnya setiap warna itu hakekatnya tidaklah demikian, akan tetapi penerapannya saja yang oleh manusia di salah gunakan. Seperti istilah "dunia hitam", apakah benar dunia itu warnanya hitam...?? atau istilah "golongan putih" (golput), apakah benar warna golongan itu putih...??
Kembali ke warna abu-abu dan pembahasan tentang abu.
Sifat manusia apabila kita maknai dengan abu atau warna abu-abu, menandakan sesuatu hal yang sangat tidak baik, merusak dan hina. Sifat ini tidak konsisten, tidak punya pendirian, munafik dan menimbulkan kerusakan di manapun berada.
Abu bersifat merusak dan timbul dari sesuatu proses yang jahat yaitu api. Iblis/setan berasal dari api, jadi bisa kita artikan sendiri khan...
Abu memiliki bentuk yang sangat jelek, wujudnya tidak pasti diketahui bersumber dari benda apa, karena hakekat sesuatu yang telah menjadi abu akan sulit dikenali wujud aslinya.
Apabila kita gabung kata abu menjadi abu-abu, maka akan berubah makna menjadi suatu makna lain yaitu salah satu jenis warna, atau bisa juga dimaknai sebagai kumpulan abu dalam jumlah lebih banyak. jadi jelas abu tidak konsisten, sehingga menyebabkan penilaian multi tafsir. Bisa positif, juga bisa negatif.
Abu seolah-olah seperti putih, namun apabila dicermati lebih mendalam abu juga bercampur dengan hitam. jadi terjawab lagi kalau abu/abu-abu itu munafik.
Abu apabila dipegang akan meninggalkan noda hitam di tangan, apabila terhirup akan merusak pernafasan dan menimbulkan penyakit. Jadi abu bersifat merusak dan mengotori dalam artian lain ia begitu jahat.
Manusia yang memiliki sifat seperti abu ataupun warna hidupnya abu-abu akan mengakibatkan kerusakan dalam sendi-sendi kehidupan dan lingkungannya. Manusia abu-abu cenderung munafik, menipu dan palsu, meskipun telihat seolah-olah konsisten, jujur dan murni.
Sangat sulit mengidentifikasi manusia yang seperti ini, karena di zaman sekarang ini sudah terlalu banyak manusia yang menjadi abu-abu.
Ketika kita merasa hidup dalam hitam, sudah seharusnyalah kita merubah diri menjadi hidup di area putih agar kita bersih. Apabila sudah putih, hindari hal-hal yang hitam. Yang paling parah, kita hanya setengah-setengah meninggalkan hitam untuk menuju putih, sehingga kita terperangkap diantara hitam dan putih yaitu abu-abu. Kita tidak pernah sungguh-sungguh memadamkan kejahatan, sehingga kejahatan tersebut terus membakar kebaikan kita hingga tak berbentuk. Seperti halnya api yang membakar suatu benda, akan tetapi kita tidak pernah sungguh-sungguh berusaha memadamkan api tersebut agar benda yang terbakar tidak rusak menjadi arang dan arang itu akhirnya menjadi abu. Kita selalu suka terperangkap dalam jati diri yang abu/abu-abu sehingga sulit untuk menemukan jati diri yang sebenarnya, apakah kita hitam atau putih.
Ingatlah selalu dalam benak kita bahwa warna yang tidak pasti adalah "warna palsu" dimana warna itu yang selalu menipu mata kita, jiwa kita hingga sampai kepada hati kita. Mudah-mudahan kita bisa terhindar dari hal-hal yang demikian.